web site hit counter Apa Hubungan Patih Gajah Mada Dan Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang Telah Berhasil Menaklukkan Nusantara Bersama-sama
    Friday 3rd of May 2024

Apa Hubungan Patih Gajah Mada Dan Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang Telah Berhasil Menaklukkan Nusantara Bersama-sama

Apa Hubungan Patih Gajah Mada Dan Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang Telah Berhasil Menaklukkan Nusantara Bersama-sama

--

Motormagz.com - Tribhuwana Tunggadewi adalah penguasa ketiga Kerajaan Majapahit yang memimpin antara tahun 1328 hingga 1350 M. Setelah menjadi ratu, ia diberi gelar Sri Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.

Selama masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit belum sepenuhnya aman karena terjadi beberapa pemberontakan. Pemberontakan tersebut akhirnya dapat dipadamkan dengan bantuan Gajah Mada.


Sejak saat itu, Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih dan dengan setia membantu sang ratu untuk memajukan Kerajaan Majapahit.

Dengan keberanian, kebijaksanaan, dan kecerdasan Tribhuwana Tunggadewi, perluasan Kerajaan Majapahit mengalami perkembangan yang pesat.

Silsilah keluarga dan keturunan

Tribhuwana Tunggadewi adalah putri Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, dari pernikahannya dengan istrinya yang bernama Gayatri. Dari pihak ibu, ia adalah cucu Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari.

Tribhuwana Tunggadewi memiliki saudara kandung bernama Dyah Wiyat atau Rajadewi Maharajasa dan saudara tiri bernama Jayanagara, yang menjadi raja kedua Majapahit.

Ia lahir dengan nama Sri Gitarja dan diangkat sebagai Bhre Kahuripan pada masa pemerintahan Jayanagara. Tribhuwana Tunggadewi sebenarnya ingin dinikahi oleh Jayanagara, tetapi tidak mendapat izin dari Gayatri.

Sebab itulah, Jayanagara pernah menahan Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi agar tidak ada yang menikahi mereka. Setelah Jayanagara meninggal pada tahun 1328, Tribhuwana Tunggadewi menikah dengan Cakradhara atau Kertawardhana Bhre Tumapel.

Dari pernikahannya ini, ia melahirkan Dyah Hayam Wuruk, yang kemudian menjadi raja Majapahit, dan Dyah Nertaja. Namun bagaimana kisah Ratu Majapahit dan Mahapatih Gajah Mada?

Baca juga: Cerita Rakyat Ratu Tribhuwana Tuggadewi dan Patih Gajah Mada Menyatukan Nusantara

Sumpah Palapa

Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada berkomitmen untuk menyatukan wilayah nusantara di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Ternyata ada kenyataan menarik di balik sumpah tersebut, yaitu deklarasi ini melibatkan Ratu Tribhuwana Tunggadewi.

Seorang ratu perempuan yang penuh keberanian dan keteguhan dalam mengendalikan Kerajaan Majapahit pada masa silam.

Ratu tersebut memulai misi yang ambisius untuk menguasai Nusantara, dan sejarah mencatat namanya sebagai salah satu tokoh berpengaruh dalam perjalanan Kerajaan Majapahit.

Mari kita telaah lebih dalam mengenai kehidupan dan pencapaian luar biasa Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Sebagai putri Raden Wijaya, pendiri dan raja pertama Majapahit, Tribhuwana Tunggadewi memiliki warisan kekuasaan dan keberanian dari sang ayah.

Pada masa pemerintahannya, ia menjalin hubungan erat dengan Gajah Mada, seorang tokoh penting dalam pemerintahan Majapahit.

Gajah Mada memperoleh kepercayaan penuh dari ratu untuk menduduki posisi yang sangat bergengsi dalam pemerintahan. Sehingga membantu terlaksananya misi besar Tribhuwana Tunggadewi.

Misi yang paling terkenal adalah Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Melalui sumpah ini, mereka berjanji untuk tidak mengecap kenikmatan duniawi sebelum berhasil menyatukan Nusantara di bawah naungan Kerajaan Majapahit.

Dengan tekad yang teguh, ratu dan timnya berhasil memulai perluasan ke luar Jawa, termasuk penaklukan Bali dan kerajaan-kerajaan lain di wilayah lainnya.

Tribhuwana Tunggadewi juga dikenal sebagai tokoh yang membangun dasar-dasar politik kenegaraan Majapahit. Pemerintahannya memperluas pengaruh Majapahit hingga ke seluruh pelosok Nusantara.

Keberanian dan kecakapannya dalam memimpin membantu Majapahit berkembang pesat di bawah pimpinannya. Gajah Mada juga menjadi sosok penting dalam pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi.

Membantu menjaga stabilitas negara dan mengatasi pemberontakan yang terjadi. Namun, pada tahun 1350 Masehi, Tribhuwana Tunggadewi memutuskan untuk menyerahkan takhtanya. Keputusan ini diambil setelah ibunya, Gayatri, meninggal dunia.

Majapahit pada saat itu sedang mencapai puncak kejayaan, dan Tribhuwana Tunggadewi meyakini bahwa amanah ibundanya telah terpenuhi.

Putra mahkota Hayam Wuruk, hasil pernikahannya dengan pangeran Cakradara, kemudian menjadi pewaris takhta Majapahit.

Ratu Tribhuwana Tunggadewi Tetap Berperan dalam Saptaprabhu Setelah Turun Takhta

Setelah lengser, Tribhuwana Tunggadewi tetap aktif sebagai salah satu anggota saptaprabhu, sebuah dewan penasehat raja yang terdiri dari keluarga kerajaan.

Bersama Mahapatih Gajah Mada, ia terus memberikan arahan kepada Hayam Wuruk, yang akhirnya membawa Majapahit meraih masa keemasannya.

Meskipun tidak ada catatan pasti tentang saat wafatnya Tribhuwana Tunggadewi, namanya akan selalu dikenang dalam sejarah Kerajaan Majapahit.

Keberaniannya, kepintarannya dalam memimpin, serta visinya untuk menyatukan Nusantara. Meninggalkan warisan yang kuat dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dalam mengenang prestasinya.

Kita dapat mengambil inspirasi dari Ratu Tribhuwana Tunggadewi bahwa keberanian, kecakapan, dan tekad yang kuat bisa menginspirasi dan mengubah sejarah.

Semoga kisahnya tetap diingat dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi-generasi mendatang.

TAG:
Sumber:

UPDATE TERBARU